Suatu pagi seorang gadis kecil berjalan-jalan di taman. Tiba-tiba dia melihat kepompong kupu-kupu lalu ia memutuskan untuk membawanya pulang supaya ia bisa melihat kupu-kupu itu keluar dari kepompongnya.
Setibanya di rumah, si gadis kecil mengamati kepompong itu dan melihat ada sedikit celah yang terbuka. Dia duduk berjam-jam sambil mengamati si kupu-kupu yang mulai mau keluar melalui celah yang kecil itu. Tapi nampaknya si kupu-kupu ini agak kesulitan mendorong tubuhnya keluar. Berkali-kali dia mencoba tapi cuma sampai setengah badan saja yang muncul. Lama-lama ia terlihat ”stuck” dan berhenti disitu.
Si gadis kecil, dengan kebaikan hatinya, memutuskan menolong si kupu-kupu. Lalu ia mengambil gunting dan mengeluarkan kupu-kupu ini dari kepompongnya. Si kupu-kupu sekarang bisa keluar, tapi badannya kecil dan sayapnya rapuh.
Si gadis kecil terus mengamati kupu-kupu ini dengan harapan satu saat sayapnya bisa jadi kuat untuk menopang badannya yang semestinya akan bertambah besar. Tapi nothing happens!
Kenyataannya, si kupu-kupu kecil ini menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak karena sayapnya tidak berfungsi dan badannya pun tidak tumbuh. Ia tidak pernah bisa terbang....
Si gadis kecil, dengan segala kebaikan hatinya untuk menolong, tidak mengerti bahwa kesulitan yang dialami oleh si kupu-kupu pada saat akan keluar dari kepompongnya sebetulnya adalah proses yang harus dialami sehingga si kupu-kupu bisa mendorong cairan dari tubuh ke sayapnya sehingga begitu ia terbebas dari kepompong kupu-kupu ini bisa punya sayap kuat untuk terbang.
Kebebasan bisa datang setelah kita melewati kesengsaraan. Si gadis kecil mengakhiri kesengsaraan si kupu-kupu, tapi yang terjadi adalah justru dia menghentikan pertumbuhan.
Pelajaran yang bisa ambil dari cerita di atas adalah terkadang kesengsaraan atau kesulitan kita perlukan untuk tumbuh. Berapa lamanya? Selama itu diperlukan…
Jika kita melewati hidup ini tanpa hambatan, kemungkinan besar kita akan pincang. Kita tidak akan sekuat apa yang seharusnya bisa kita capai melalui kesempatan yang kita peroleh.
Kegagalan menghasilkan pembelajaran. Berhenti berusaha karena merasa gagal merupakan tragedi. Perbedaan antara orang sukses dan orang gagal hanya satu: orang sukses tidak pernah berhenti mencoba. Mereka mencoba, mencoba, dan mencoba lagi sampai berhasil. Kata kuncinya adalah ”sampai”. Orang sukses tidak mempunyai kata gagal dalam kamus dirinya. Yang ada adalah hasil. Setiap pekerjaan pasti membuahkan hasil, entah itu hasil yang diharapkan atau hasil yang tidak memenuhi harapan. Yang jelas namanya hasil. Bagi orang gagal, hasil yang tidak memenuhi harapan dianggap sebagai kegagalan dan mereka berhenti mencoba disitu. Bagi orang sukses, yang ada hanyalah hasil. Dari sinilah mereka tumbuh dan menjadi besar.
Oleh karena itu berikanlah kesempatan kepada setiap momen dalam hidup kita. Seperti cerita kupu-kupu di atas, berikan kesempatan kepada diri kita sendiri untuk berkembang (melalui hambatan, kegagalan, dsb) dan jangan terlalu terburu-buru memaksakan hasil yang ingin kita capai.
Bagikan ke sosial media :